“Penyakit Disentri yang Membayangi Masyarakat di Sekitar Pemukiman Lahan Basah”

RJ Online news.com – indonesia merupakan salah satu negara dengan ekosistem lahan basah terluas di Asia, setelah Tiongkok, dengan total luas lahan basah sekitar 21 juta hektar pada tahun 2021. Sumatera Selatan sendiri menjadi salah provinsi di Indonesia yang luas lahan basahnya sangat besar. Lahan basah adalah tempat pertemuan air dengan daratan dimana contoh lahan basah di Indonesia antara lain hutan bakau, lahan gambut, rawa, sungai, danau, sawah, dan terumbu karang. Lahan basah penting untuk produksi pangan, mendukung keanekaragaman hayati, dan menyediakan jasa ekosistem seperti penyimpanan air, penangkapan sedimen, dan daur ulang nutrisi. Dengan luasnya daerah lahan basah ini, banyak sekali masyarakat yang akhirnya membuat pemukiman dan hidup sehari-hari di daerah lahan basah.

 

Selain kelebihannya, masyarakat yang hidup di daerah lahan basah tentu juga merasakan dampak negatif dari hasil bermukim selama bertahun-tahun di daerah lahan basah ini, salah satunya penyebaran penyakit menular. Lingkungan lahan basah sendiri memiliki banyak sekali faktor yang bisa menimbulkan beberapa penyakit menular salah satu nya yaitu disentri. Disentri merupakan penyakit yang menyerang sistem pencernaan dan menyebabkan peradangan pada lapisan usus. Hal ini ditandai dengan diare parah dan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit.

Beberapa dampak penyakit disentri yang mungkin dirasakan oleh para masyarakat di pemukiman lahan basah diantaranya yaitu dehidrasi, penderita disentri perlu memperbanyak minum air putih atau cairan elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang akibat diare. Selain itu disentri juga berdampak terhadap komplikasi, seperti sepsis, syok, kerusakan usus, penumpukan nanah di dalam liver (abses hati), atau penyakit ginjal. Dan dampak yang terakhir yaitu abses, baik itu abses hati, jantung, atau paru-paru Oleh karena itu, penderita disentri harus mendapatkan penanganan yang tepat sejak dini

Dengan beberapa dampak akibat disentri, kita sangat perlu untuk menghindari faktor risiko kejadian disentri. Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang tertular disentri di pemukiman lahan basah.

1. Sanitasi yang buruk: Permukiman di lahan basah dengan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan risiko infeksi cacing yang ditularkan melalui tanah, yang dapat menyebabkan disentri.

2. Air yang terkontaminasi: Disentri dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau parasit yang dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi Lahan basah mungkin

memiliki risiko kontaminasi air yang lebih tinggi karena kedekatannya dengan perairan dan potensi banjir.

3. Makanan yang terkontaminasi: Disentri juga dapat disebabkan oleh konsumsi makanan yang terkontaminasi, terutama makanan yang tidak dimasak atau disimpan dengan benar Lahan basah mungkin memiliki risiko kontaminasi makanan yang lebih tinggi karena praktik sanitasi dan kebersihan yang buruk.

4. Usia: Anak-anak, terutama yang berusia antara 2-4 tahun, mempunyai risiko lebih tinggi tertular disentri.

5. Sistem kekebalan tubuh yang lemah: Orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti pengidap HIV/AIDS atau malnutrisi, mempunyai risiko lebih tinggi tertular disentri.

6. Iklim: Lahan basah dicirikan oleh kelembapan dan curah hujan yang tinggi, yang dapat menciptakan lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhan dan penyebaran bakteri dan patogen lainnya.

Selain itu, terdapat beberapa cara untuk mengatasi faktor lingkungan yang dapat meningkatkan risiko penyakit disentri di lahan basah.

1. Memperbaiki sanitasi: Salah satu faktor risiko utama disentri di lahan basah adalah sanitasi yang buruk, yang dapat menyebabkan kontaminasi tanah dan air dengan kotoran.Untuk mengatasi hal ini, penting untuk meningkatkan praktik sanitasi, seperti membangun fasilitas toilet yang layak dan mempromosikan praktik kebersihan yang baik seperti mencuci tangan.

2. Menjamin akses terhadap air bersih: Disentri dapat menyebar melalui air yang terkontaminasi, sehingga penting untuk memastikan bahwa masyarakat yang tinggal di lahan basah memiliki akses terhadap sumber air bersih. Hal ini dapat dicapai melalui pemasangan fasilitas pengolahan air atau promosi praktek penyimpanan dan penanganan air yang aman.

3. Pengelolaan limbah yang benar: Pengelolaan limbah yang tepat dapat membantu mencegah kontaminasi tanah dan air dengan kotoran dan patogen lainnyaHal ini dapat mencakup pembuangan kotoran manusia dengan benar, serta pengelolaan jenis limbah lainnya, seperti limbah pertanian dan limbah industri.

4. Mengatasi praktik penggunaan lahan: Penggunaan lahan basah untuk pertanian atau tujuan lainnya dapat menyebabkan kontaminasi tanah dan air dengan pestisida dan bahan kimia lainnya, yang dapat meningkatkan risiko disentri Untuk mengatasi hal ini, penting untuk mendorong praktik penggunaan lahan berkelanjutan yang meminimalkan penggunaan bahan kimia berbahaya dan melindungi lingkungan alam.

5. Pendidikan dan kesadaran: Kampanye pendidikan dan kesadaran dapat membantu mempromosikan praktik kebersihan yang baik dan meningkatkan kesadaran tentang risiko disentri dan penyakit yang ditularkan melalui air lainnya Hal ini dapat mencakup penyediaan informasi tentang praktik sanitasi dan kebersihan yang baik, serta mempromosikan penggunaan sumber air bersih dan praktik penanganan makanan yang aman.

Dengan mengatasi faktor-faktor lingkungan ini, risiko disentri di lahan basah dapat dikurangi dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut. Pencegahan disentri juga sangat penting untuk dilakukan, salah satunya adalah dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) Beberapa makanan yang

cocok untuk penderita disentri adalah makanan yang bergizi dan mudah dicerna, seperti nasi putih, bubur, roti tawar, dan buah-buahan yang sudah matang.

“Jagalah tubuhmu sayangi hidupmu.”

 

Anggotan penulis opini artikel

1. Anggun Restu Wulandari (10011182226037)

2.Fatya Rizki Fadillah (10011182126038)

3.Messi Nursabila (10011382126211)

4.Nurazila (10011382126212)

5.Tia Julianti (10011182126036)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *