Kontroversi Pembangunan Patung Bung Karno di Banyuasin Dimata Tokoh Banyuasin Center

BANYUASIN RJ Online news.com – Pembangunan patung Bungkarno di sportcenter jalan lingkar Pangkalan Balai menunai beragam kontroversi dari masyarakat.

Karena tidak mencerminkan Program Banyuasin Religius, meskipun dalam setiap pembangunan infrastruktur tidak berpedoman pada secara syariat agama Islam.

Seperti diungkapkan Sekretaris Banyuasin Center Zaidit Sarjono saat dijumpai podcast SWI TV Banyuasin, Jumat (06/10/2023)

Zaidit dengan lantang menyebut miris dengan pembangunan patung bung karno ini yang tidak melibatkan persetujuan dari tokoh masyarakat.

Hal ini wajar ditengah masyarakat ada pro dan kontra, meskipun tidak menimbulkan kegaduhan di masyarakat.

Zaidit menjelaskan seharusnya pembangunan infrastruktur itu lebih mengendepan asas manfaat untuk kepentingan khalayak orang banyak.

Dia melihat pembangunan patung ini bukan skala prioritas dan masih banyak infrastruktur yang lain lebih diutamakan sesuai dengan harapan.

Seperti jalan rusak, air bersih dan lampu jalan.

“Masih ada pembangunan yang lebih penting harusnya dikaji secara mendalam,”katanya.

Zaidit dikenal tokoh yang kritis dalam perspektif terhadap persoalan Banyuasin dirinya menilai pembangunan patung itu ada tiga aspek.

Pertama dari sisi sosial bertentangan dengan kondisi ekonomi masyarakat yang saat ini serba kesulitan. Apalagi harga bahan pokok terus melonjak.

Kedua Anggaran, dimana keuangan daerah yang saat ini masih terbatas. Pada prinsipnya “saya setuju pembangunan patung ini jika kemampuan anggaran memungkinkan, dan kondisi yang ada, dahulukan pembangunan yang penting untuk masyarakat”bebernya.

Ketiga aspek hukum dengan anggaran pembangunan patung sebesar itu diminta Aaparat Penegak Hukum dan Inspektorat Kabupaten melakukan audit. Terlebih secara hukum syariat harus tidak boleh dikesampingkan dan jangan sampai bertentangan.

“Supaya ada transparansi anggaran dan masyarakat diajak dalam memberikan pandangan. Karena membangun di Banyuasin tidak hanya untuk kelompok tertentu melainkan kepentingan umum,”tuturnya.

Kendati demikian, Zaidit tak menampik jika kepemimpinan Askolani dan Slamet untuk Kabupaten Banyuasin sudah cukup puas melalui 7 Program dan 12 Gerakan Masyarakat.

“Saya apresiasi kedua pemimpin Banyuasin ini selama memimpin 5 tahun sudah Banyak pembangunan terutama jalan poros,”pungkasnya.

Laporan:(Toto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *